Big Bad Wolf Surabaya 2007 -- First Experience
Tanggal 12
september 2017 saya mendapat email yang bikin sorak sorai bergembira.
Penyelenggara
BigBadWolf Surabaya (BBW) mengabarkan jika saya terpilih jadi salah satu blogger
yang diundang hadir ke acara preview sale. Artinya, saya bisa hadir sehari lebih
cepat dari tanggal resmi dimulainya event tersebut.
Hurrray!
Kesenangan itu
sedikiit agak luntur ketika penyelenggara mengumumkan lewat akun Instagram
mereka bahwa akan ada 3000 tiket untuk acara preview sale kali ini.
What??
Jika satu tiket
berlaku untuk dua orang, berarti bakal ada 6000 orang pada hari itu??
Namun saya tetap
optimis. Lagipula sudah lama sekali saya ingin datang ke acara pesta buku impor ini.
Sesuai yang
tertera pada email, saya mengambil tiket preview pass pada tanggal 26 September
sore dengan harapan besok paginya bisa langsung belanja.
Dengan membawa 2
anak dan dengan bantuan tetangga tercinta, kami menembus rush hour kota Surabaya.
Saya tiba di JX International
Convention Exhibition pada pukul enam sore. Mungkin karena waktu penukaran tiket tinggal tersisa satu jam lagi, meja panitia terlihat cukup lengang.
Saya masih sempat
menanyakan beberapa informasi dan melakukan cek lokasi.
Toilet di luar hall |
Peta lokasi buku |
Keesokan paginya
saya datang dengan percaya diri. Saya sudah membaca tips-tips datang ke BBW
seperti bawa minuman, pakai baju yang nyaman dan lain lain. I am sure I will
survive.
Pukul 8.20. Saya tiba
di depan pintu dan mendadak pucat.
Waktu tunggu terasa
lama karena kami semua berdiri berhimpitan dalam ruangan yang panas dengan antrian
tidak beraturan. Sama sekali tidak tersedia garis yang membuat orang berdiri
rapi. Pengunjung yang baru datang pun bebas menjejalkan diri ke bagian depan. Ketika mendengar
tangis resah anak-anak, saya bersyukur hari itu anak saya tidak jadi ikut.
Rupanya tidak
semua orang datang dengan ‘kostum perang’ hari itu. Beberapa orang datang
dengan make up lengkap dan fancy clothes.
Ada yang menghabiskan
waktu dengan sibuk main game
Ada yang sedang
menenangkan customernya dalam sebuah grup beranggotakan ratusan orang (Layar handphone
hanya berjarak dua puluh senti dari hidung saya. I just can’t help myself).
Ada yang mengomentari
penuhnya preview sale kali ini dibandingkan tahun lalu
Ada yang dengan
serius melakukan briefing dengan timnya.
Ada yang sibuk
membenahi tiga tasnya. Ya, tiga. Dua tas tenteng dan satu koper raksasa.
Ada yang tidak sedang
menggendong bayi namun badannya otomatis bergerak ke kiri dan ke kanan (guess
who)
Ketika jam tepat
menunjukkan pukul 9 yang terjadi ada… chaos
.
Antrian yang tidak
rapi dan pintu yang lebarnya hanya sekitar dua meter membuat orang saling
dorong dengan kalap hingga security staff kewalahan dan beberapa pengunjung terjepit.
Pihak security sempat
menutup pintu dan dengan suara keras meminta pengunjung menertibkan diri.
Pemeriksaan tiket pun jadi tidak efektif.
Well what do you
expect when you sent out 3000 invitations?
Ketika akhirnya
saya berhasil masuk dan diberi troli oleh staf BBW saya tahu apa alasannya.
Sebagian besar
dari pengunjung yang merangsek masuk tadi adalah reseller (Terlihat jelas dari
jumlah belanjaan mereka).
Luar biasa. Troli
- troli bertabrakan. Buku-buku dalam troli yang overload berhamburan keluar.
Manusia bergerak tergesa-gesa hingga saling tubruk.
Dalam sekejap rak
board book, sound book, pop up book, Disney book, flash cards, activity books
nyaris kosong. Isinya berpindah ke dalam puluhan troli yang diparkir sekenanya di
tepian hall.
Saya sendiri juga
buka jastip tipis-tipis. Namun untungnya saya tidak mencari buku-buku di atas
tadi.
Lega sekali ketika
akhirnya saya tiba di bagian picture book dan bisa memilih buku dengan santai (saya
sempat tersinggung ketika melihat buku Oliver Jeffers nyaris tidak tersentuh). Di bagian ini pengunjung masih bisa saling bertukar
‘maaf’, ‘permisi’ dan ‘terima kasih’.
Penyelenggara sesekali
memberikan informasi melalui pengeras suara. Live music dan pendingin ruangan
bekerja sama membuat suasana menjadi lebih rileks. Selain itu, para staff juga
sangat ramah dan cekatan meski tidak semuanya well informed.
Ketika putar
troli menuju bagian non fiksi, saya melongo. Seperti ada seseorang yang
menuangkan ratusan anak sekolah ke dalam ruangan ini ketika saya sibuk memilih
buku. The room was really packed, hingga troli saja susah lewat.
So I guess this
is what 6000 look like.
Tak hanya itu, jalur
di bagian non fiksi juga terhambat oleh troli yang berjajar tidak keruan.
Ketika saya
tanya, seseorang menjawab ini adalah antrean kasir.
Shoot.
Syukurlah saya harus
melanjutkan perjalanan ke rak berikutnya karena harus mencari buku tentang art.
Setelahnya, saya kembali bertanya pada staff di mana saya bisa mengantre untuk membayar.
Staff tersebut menunjukkan sebuah jalur berkelok-kelok yang ujungnya membuat saya
lega.
Ada puluhan kasir
berjajar di sana dan sebagian besar sedang kosong (dengan senyum lebar mereka
melambaikan tulisan NEXT CUSTOMER) .
Ternyata deretan
troli yang saya lihat tadi adalah antrean penitipan barang. Fiuh.
Pembayaran bisa
dilakukan dengan kartu kredit berlogo master dan visa, uang tunai dan emoney.
Akan lebih baik lagi jika menggunakan
kartu debit/kredit MANDIRI karena ada banyak sekali promo menarik.
Dan, jangan
sebut-sebut debit BCA di tempat ini ya.
Tiga setengah jam
berlalu. Kaki dan handphone saya sama - sama menyerah. Saya berencana untuk naik
ke lantai dua untuk makan. Namun staff kasir
menjelaskan bahwa stand makanan di sana hanya menerima pembayaran menggunakan emoney.
Saya tidak punya
emoney, tidak berniat membelinya di stand emoney, tidak juga berniat gambling
untuk mengecek sendiri kebenaran informasi tersebut karena eskalator turun berada
jauuuh di seberang pintu keluar.
Jadi saya
putuskan untuk berjalan menuju pintu keluar, memeriksakan belanjaan dan tas ke
bagian security, and then gracefully
headed to a coffee shop. Menyeruput cokelat dingin sambil ngecharge handphone.
Belanja bersama Lila |
So what do I
learnt from this experience?
Sepertinya tren
jastip tahun ini lebih hip dibanding tahun sebelumnya. Dan mungkin akan lebih
sadis lagi tahun depan. Kalau mau complain soal attitude, yah… people do get
wild. Di mana saja, kapan saja, siapa saja.
Namun menurut
saya pengunjung punya hak untuk bisa berbelanja dengan nyaman. Mungkin lebih
baik jika penyelenggara mengalokasikan jam-jam tertentu untuk para reseller setiap
harinya. Atau kalau mau nyaman, berbelanjalah pada dini hari.
Selain itu, akan sangat
membantu jika penyelenggara menyediakan jalur khusus untuk antre loker sehingga
tidak mengganggu jalur pengunjung.
For you wolvies, datang
bersama teman adalah tips nomor satu. Kalian bisa berbagi tugas belanja,
mengantre kasir, menjaga troli/barang bawaan dan saling memberi semangat. Teman
bergolongan darah A akan sangat, sangat berguna dalam event semacam ini karena mereka
biasanya lebih well prepared.
Jangan lupa bawa
baterai cadangan atau power bank, jika kamu berniat melakukan live shopping
atau membuka jasa titip.
Sinyal ponsel di
dalam hall sama stabilnya dengan mood saya di hari yang melelahkan. Jadi, bersabarlah.
Sebisa mungkin
hindari membawa anak balita. Jika terpaksa, lihat tips nomor satu. Saya menyaksikan
sendiri seorang ibu membawa dua anak yang masing-masing dijaga oleh seorang
Nanny. Mereka bahkan membawa nasi kotak begitu banyak hingga saya pikir nasi
itu disediakan panitia untuk para blogger/ vlogger yang diundang.
Yeah, I know…
Jika memang
terpaksa membawa anak ke BBW, please be mindful. To your children and to
others. Percayalah, saya tahu rasanya belanja dengan dua anak. Siapkan beberapa hal yang akan membuat mereka occupied. Lupakan opsi membawa stroller/ buggy. Dudukkan
saja mereka di dalam troli atau gendong dengan baby carrier.
Jangan biarkan
mereka menubruk pantat pengunjung lain dengan troli karena mereka berusaha
mengejarmu.
JIka mereka
bermain di lorong, for god’s sake, angkat. Jangan hanya dipanggil namanya dan menunggu
keiklhasan hati mereka untuk minggir.
Ingat, tidak semua
orang bisa berempati dengan anak-anak.
Oh ya…jangan
biarkan batitamu makan atau menyobek buku display.
Makanan dan minuman sebenarnya tidak boleh dikonsumsi di lantai
satu. Namun saya tetap membawa air dalam botol kecil untuk menghindari
dehidrasi. Lakukan dengan cepat dan pastikan jangan tumpah.
Isi perut sebelum belanja. Lupakan arem-arem,
donat bergula dan snack lain yang akan membuatmu ditendang keluar hall.
Jika perlu break, keluarlah. Ada coffee shop dan resto bebek di
luar hall yang menyediakan tempat duduk yang nyaman.
Area parkir memang cukup luas. Namun jika tidak berencana berbelanja
ratusan buku, gunakan transportasi online. Lebih praktis dan bebas stres.
So, are you ready to meet the Big Bad Wolf?
Comments
Post a Comment