Posts

Showing posts from 2016

Semua Karena Mama

Mengenang cerita yang saya buat dua tahun lalu untuk majalah halonanda, setelah selesai ikut kelas kurcacinya Mas Bambang Irwanto. Dedicated to the most famous villains in the world (at least from their children eyes): MOTHERS Enjoy! Semua Karena Mama “Mbak, kita harus lapor KOMNAS perlindungan anak!” ujarku. Mbak Lea, Kakakku, meletakkan buku yang sedang dibacanya lalu menatapku dengan bingung. “Aku capek disuruh ini itu sama Mama,” jelasku. Ia tertawa. “Memangnya kamu barusan disuruh apa?” “Cuci piring.” “Piring siapa?” “Piringku. Tapi kan…” kuhentikan kalimatku. Ah sudahlah, harusnya aku tahu kalau Mbak Lea selalu membela Mama. Kutinggalkan kamarnya tanpa sepatah katapun. Tak kuhiraukan teriakannya dari dalam, “Lho! Ken, nggak jadi lapor KOMNAS anak?” Aku melanjutkan main game , meski pikiranku belum bisa beralih dari Mama. Masa di usia sepuluh tahun, aku sudah punya kerjaan seabrek? Mamaku adalah ilustrator buku cerita anak yang bekerja dari rumah. Se

Kuda Istimewaku, Delman Istimewaku

Image
Lila adalah hasil pertemuan saya dengan beberapa orang dan rangkaian peristiwa yang saya yakin tidak terjadi secara kebetulan. Tokoh kuda ini diciptakan oleh Langit, anak saya, ketika kami sedang main Lasy suatu sore.  Diam-diam Lila masih tersimpan di suatu tempat di kepala saya. Buktinya, ia masuk ke dalam character list waktu saya ikut PiBiIdMo (Picture Book Idea Month) yang diadakan oleh  Tara Lazar  berbulan-bulan kemudian. Nasib si Jaran berubah ketika Mas Bambang Irwanto mengadakan kelas Picture Book di grup Rumah Jamur . Girangnya saya ketika tahu bahwa pemateri untuk kelas tersebut adalah Mba Gita Lovusa, pemilik web serusetiapsaat . PR di kelas saat itu adalah membuat picture book yang diinspirasi dari lagu anak Indonesia. Begitu saja, si Jaran ‘muncul’ lagi. Kali ini, ia membisikkan kisah serunya. Setelah direvisi beberapa kali, cerita Lila dinyatakan layak tayang oleh mba Gita. Saya tidak mengalami hambatan apapun untuk proses ilustrasinya, karena

Review: Hororis Causa

Image
Judul buku       : Hororis Causa Penulis          : Adellia Rosa, Ade Yusuf, Dian Harigelita, Irfan Aulia, Kikit Azeharie, Lariza Oky Adisty, Mel Puspita, Momo DM, Morgan QLP, Rendra Jakadilaga, Rendy Doroii, Ryan Pradana, Sigit Harjo Tahun terbit    : September 2016 Penerbit          : AG Publisher Halaman         : 136 Harga              : Rp. 45.000,- (exclude ongkir) Kontak pemesanan: order.hororiscausa@gmail.com Saya jelas mengharapkan standar tertentu ketika tahu bahwa para penulis Hororis Causa adalah pasukan fiksiminiers. Syukurlah, mereka tidak membuat saya kecewa. Satu kata yang menurut saya tepat menggambarkan buku ini adalah: lengkap Ditulis oleh tiga belas penulis dengan latar belakang berbeda, kumpulan cerpen ini menawarkan kengerian dalam berbagai rupa. Beragamnya setting tempat, waktu dan budaya, tidak akan membuat pembaca bosan hingga tiba di halaman akhir. Apalagi tokoh seramnya tidak melulu hantu. Gaya bercerita yang berbeda sudah pasti me

My Very Own Rangers

Image
Penulis, baru atau senior, amatir atau profesional, rasanya tahu akan pentingnya peran critique group . Kebetulan, saya punya satu. Saya menyebut mereka The Rangers  (Demi privasi saya sengaja tidak menyebut identitas asli mereka) Kenapa grup ini begitu berharga buat saya? Jawabannya adalah keberagaman. Kelima rangers, punya warna yang... significantly different . Seperti Power Rangers. Masa kecil kami berbeda, bacaan kami berbeda, profesi kami berbeda, pendidikan kami berbeda, selera kami berbeda, wujud kreatifitas kami berbeda, tapi sepertinya kami semua menyimak pelajaran PMP / PPKN dengan baik ketika sekolah dulu. We respect the difference and make it as an advantage. Ketika saya melempar karya, saya akan mendapat opini, kritik dan saran yang bervariasi (dan jujur). Buat saya, mereka ini paket lengkap. Mereka adalah representasi dari berbagai jenis pembaca. Apakah saran mereka berguna? Ya iyalah. Dengan bantuan mereka, saya bisa melihat karya saya d

Penghuni Lain - anak panah pertama yang menembus Femina

Image
Saya sudah baca Femina sejak SMA, nebeng punya Mama. Jadi rasanya senang sekali ketika ada sebuah email masuk dari Redaksi Femina yang mengabarkan bahwa cerpen Penghuni Lain akan diterbitkan di majalah bergengsi tersebut. Saya akan cerita sedikit (janji!) mengenai proses kreatif di balik cerita ini. Inspirasi awalnya dari rambut. Entah kenapa limbah terbesar dari rumah saya adalah rambut. Ya di lantai rumah, ya di lubang pembuangan kamar mandi, bahkan kadang di makanan (ups). Kalau sudah begitu suami saya akan ngomel. "Astaga! rambutmu ada di mana-mana." Yang akan saya jawab, "Tahu dari mana itu rambutku?" Dan dia balas dengan, "Siapa lagi di rumah ini yang rambutnya sepanjang ini?" Template pantun bersahut kami kurang lebih selalu sama, dan dari situlah muncul ide mengenai 'penghuni lain' yang rambutnya memenuhi rumah sepasang suami istri. Mengenai DID, saya sudah kedanan dengan topik ini sejak kuliah. Lebih tepatnya sejak obsesi masuk

Odong-odong Istimewa - Femina, April 2016

Image
Ketika tingkah anak tidak hanya berakhir jadi "status" di sosial media, saya jadi punya bahan untuk posting di blog setelah sekian lama absen. *uhuk* Cerita yang diketik pada akhir November 2015 di kamar tidur tetangga ini, pernah saya kirim untuk lomba Gado-Gado Femina bersama sebuah Bank. Karena tidak masuk seleksi, saya mencoba mengirimnya untuk rubrik Gado-Gado edisi mingguan.. Rasanya memang   gado-gado ketika akhirnya membaca tulisan ini di majalan favorit saya pada April 2016 lalu. Terima kasih, Femina! Selamat membaca dan...semoga terhibur..