My Very Own Rangers


Penulis, baru atau senior, amatir atau profesional, rasanya tahu akan pentingnya peran critique group.

Kebetulan, saya punya satu. Saya menyebut mereka The Rangers (Demi privasi saya sengaja tidak menyebut identitas asli mereka)

Kenapa grup ini begitu berharga buat saya? Jawabannya adalah keberagaman. Kelima rangers, punya warna yang...significantly different. Seperti Power Rangers.


Masa kecil kami berbeda, bacaan kami berbeda, profesi kami berbeda, pendidikan kami berbeda, selera kami berbeda, wujud kreatifitas kami berbeda, tapi sepertinya kami semua menyimak pelajaran PMP / PPKN dengan baik ketika sekolah dulu. We respect the difference and make it as an advantage.

Ketika saya melempar karya, saya akan mendapat opini, kritik dan saran yang bervariasi (dan jujur). Buat saya, mereka ini paket lengkap. Mereka adalah representasi dari berbagai jenis pembaca.

Apakah saran mereka berguna? Ya iyalah. Dengan bantuan mereka, saya bisa melihat karya saya dari lima sudut pandang berbeda.

Apakah semua saran mereka saya turuti? Tidak juga. Sebagai kreator saya memegang hak untuk membuat keputusan final ( sebelum editor media yang saya tuju melakukan perubahan)

Tidak mudah memang menerima kritik. Sesekali ada sengkringnya. Kalau engga, malah aneh. It is our darling they are talking about. Tapi kembali ke kalimat di atas. It is our DARLING they are talking about. It's not US.

Apakah critique group tidak mengurangi keyakinan penulis terhadap karya sendiri? Menurut pengalaman saya sih justru sebaliknya. Mereka membantu saya menemukan keyakinan dan kepercayaan diri. I know where I stand. I know what I want. I know who I am.

Saya lupa pernah baca ini di mana. Kutipan bebasnya kurang lebih:

When someone tells you something is wrong, it's right most of the time.
When someone tells you exactly what is wrong, it's hardly right.


So ladies and gentlemen...carilah rangers kalian sendiri. Semoga kalian menemukan sehebat yang saya punya.

Comments

  1. kalau aku, bukan critique group, tapi satu dua teman dekat yg bisa diajak diskusi, soal naskah, ya sama kira2 dgn critique group-nya Tyas, cuma kalau aku gak pede dgn anggota grup sebanyak itu haha.. jadi satu-dua teman yg ngobrol dgnku untuk saling memberi masukan ttg karya kami, asyik banget :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mba. Senyaman kita aja. Kalu saya nambah anggota grup, harus ganti nama juga. Jadi Avengers :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Perempuan-perempuan Hebat di Drama Korea

Ngopi Bersama Alberthiene Endah

Kelas Menulis TaCita 2021 Bersama Kak Reda dan Kak Naya